SOCIAL MEDIA

Pantai dengan terik matahari dan suara ombaknya, saya rindu. Tetapi saya belum sempat mengunjunginya hanya dengan alasan mager hiks. Saya juga ingin posting, tetapi tidak ada bahan postingan. Lalu saya teringat foto pantai yang saya ambil di Pulau Angso Duo Pariaman. Saya berkunjung kesana bersama sahabat SMA pada tahun 2014. Sekarang Pulau Angso Duo sudah mengalami banyak perubahan, yang pasti lebih bagus dari ketika saya mengunjungi tahun 2014 lalu. 

Hanya melihat kembali fotonya, saya bisa merasakan kembali betapa indahnya ciptaan Allah ini. 






-uciramda-

Pulau Angso Duo Pariaman

Tuesday, March 14, 2017

Pantai dengan terik matahari dan suara ombaknya, saya rindu. Tetapi saya belum sempat mengunjunginya hanya dengan alasan mager hiks. Saya juga ingin posting, tetapi tidak ada bahan postingan. Lalu saya teringat foto pantai yang saya ambil di Pulau Angso Duo Pariaman. Saya berkunjung kesana bersama sahabat SMA pada tahun 2014. Sekarang Pulau Angso Duo sudah mengalami banyak perubahan, yang pasti lebih bagus dari ketika saya mengunjungi tahun 2014 lalu. 

Hanya melihat kembali fotonya, saya bisa merasakan kembali betapa indahnya ciptaan Allah ini. 






-uciramda-

Ikhlas. Kata sederhana yang sulit untuk dilaksanakan.

Beberapa hari yang lalu, saya di chat oleh teman kuliah saya, Andi. Katanya dia sedang suntuk, singkat cerita, saya menyebutkan ciri ciri calon jodoh yang saya doakan. Andi membalas "Kasihan dong kalau jodoh yang datang nggak seperti itu". Tanpa pikir panjang saya spontan membalas "Harapannya begitu, tapi kalau jodohnya beda yaa sabar aja. Kadang kenyataan tak sesuai harapan". "Udah belajar ilmu ikhlas sekarang Ci?", kata Andi. Ketika membaca balasan chatnya, saya terdiam dan berfikir, ternyata saya bisa seikhlas itu. 

Seketika itu juga saya teringat tentang Ustad yang mengajarkan Alif di buku Negeri 5 Menara, bahwa ikhlas itu perlu untuk di ucapkan 'saya ikhlas'. Meski sebenarnya hati kita tidak ikhlas, tetapi ketika kita coba untuk menyebutkannya. Ternyata itu bisa menenangkan hati kita. Begitulah yang diajarkan oleh Ustad kepada Alif. 

Saya berharap, di kehidupan saya yang sekarang, saya bisa lebih ikhlas. Ketika kenyataan tak sesuai dengan yang saya harapkan. Saya bisa mengatakan "saya ikhlas dengan apa yang Allah tentukan untuk hidup saya".


-uciramda-

Ikhlas

Thursday, March 9, 2017


Ikhlas. Kata sederhana yang sulit untuk dilaksanakan.

Beberapa hari yang lalu, saya di chat oleh teman kuliah saya, Andi. Katanya dia sedang suntuk, singkat cerita, saya menyebutkan ciri ciri calon jodoh yang saya doakan. Andi membalas "Kasihan dong kalau jodoh yang datang nggak seperti itu". Tanpa pikir panjang saya spontan membalas "Harapannya begitu, tapi kalau jodohnya beda yaa sabar aja. Kadang kenyataan tak sesuai harapan". "Udah belajar ilmu ikhlas sekarang Ci?", kata Andi. Ketika membaca balasan chatnya, saya terdiam dan berfikir, ternyata saya bisa seikhlas itu. 

Seketika itu juga saya teringat tentang Ustad yang mengajarkan Alif di buku Negeri 5 Menara, bahwa ikhlas itu perlu untuk di ucapkan 'saya ikhlas'. Meski sebenarnya hati kita tidak ikhlas, tetapi ketika kita coba untuk menyebutkannya. Ternyata itu bisa menenangkan hati kita. Begitulah yang diajarkan oleh Ustad kepada Alif. 

Saya berharap, di kehidupan saya yang sekarang, saya bisa lebih ikhlas. Ketika kenyataan tak sesuai dengan yang saya harapkan. Saya bisa mengatakan "saya ikhlas dengan apa yang Allah tentukan untuk hidup saya".


-uciramda-
Sudah Maret 2017, tetapi hidup saya belum berubah menjadi lebih baik. Hiks. Kembali saya mencari motivasi agar saya bisa lebih semangat untuk menggapai mimpi. Pagi ini tidak sengaja saya membuka halaman catatan saya yang tertulis halaman dan sepenggal kalimat motivasi dari buku Negeri 5 Menara.

Sudah lama saya menyukai dan termotivasi dari buku ini. Tetapi setelah membaca, saya selalu lupa untuk mempraktekkannya. Saya ingin share di blog hari ini agar kelak bisa dibaca lagi jika saya butuh suntikan motivasi.
Negeri 5 Menara, hal. 81 - 82
"Mandirilah maka kamu akan jadi orang merdeka dan maju. I'timad ala nafsi, bergantung pada diri sendiri, jangan dengan orang lain. Cukuplah bantuan Tuhan yang menjadi panutanmu".

Negeri 5 Menara, hal. 106
"Man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi di depan. Karena yang kita tuju bukan sekarang, tapi ada yang lebih besar dan prinsipil, yaitu menjadi manusia yang telah menemukan misinya dalam hidup. Misi yang dimaksud adalah ketika kalian melakukan sesuatu hal positif dengan kualitas sangat tinggi dan di saat yang sama menikmati prosesnya. Bila kalian merasakan sangat baik melakukan suatu hal dengan usaha yang minimum, mungkin itu adalah misi hidup yang diberikan Tuhan. Carilah misi kalian masing masing. Mungkin misi kalian adalah belajar Al-Qur'an, mungkin menjadi orator, mungkin membaca puisi, mungkin menulis, mungkin apa saja. Temukan dan semoga kalian menjadi orang yang berbahagia".

Negeri 5 Menara, hal. 107 - 108
"Ada dua hal yang paling penting dalam mempersiapkan diri untuk sukses, yaitu going the extra miles. Tidak menyerah dengan rata rata. Kalau orang belajar 1 jam, dia akan belajar 5 jam, kalau orang berlari 2 kilo, dia akan berlari 3 kilo. Kalau orang menyerah di detik ke 10, dia tidak akan menyerah sampai detik 20. Selalu berusaha meningkatkan diri lebih baik dari orang biasa. Karena itu, mari budayakan going the extra miles, lebihkan usaha, waktu, upaya, tekad, dan sebagainya dari orang lain. Maka kalian akan sukses. Resep lainnya adalah tidak pernah mengizinkan diri kalian dipengaruhi oleh unsur di luar diri kalian. Oleh siapa pun, apa pun, dan suasana bagaimana pun. Artinya, jangan mau sedih, marah, kecewa, dan takut karena ada faktor luar. Kalianlah yang berkuasa terhadap diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang lain. Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar. Kalian punya pilihan di lapisan diri kalian paling dalam, dan itu tidak ada hubungannya dengan pengaruh luar. Jadi pilihlah suasana hati kalian, dalam situasi paling kacau sekalipun. Karena kalianlah master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya, adalah hati orang sukses".

Negeri 5 Menara, hal 158
"Jangan berharap dunia yang berubah, tapi diri kitalah yang harus berubah. Allah berfirman, Dia tidak akan mengubah sebuah kaum, sampai kaum itu sendirilah yang melakukan perubahan. Kalau kalian mau sesuatu dan ingin menjadi sesuatu, jangan hanya bermimpi dan berdo'a, tapi berbuatlah, berubahlah, lakukan saat ini. Sekarang juga!".

Begitulah beberapa suntikan motivasi dari buku Negeri 5 Menara. Saya sengaja mengcopy paste kalimatnya, agar kalimat motivasi ini tersampaikan untuk pembaca yang belum pernah membaca buku Negeri 5 Menara. Semoga termotivasi dan segera dipraktekkan. Fighting!!


-uciramda-

Suntikan Motivasi dari Buku Negeri 5 Menara

Wednesday, March 1, 2017

Sudah Maret 2017, tetapi hidup saya belum berubah menjadi lebih baik. Hiks. Kembali saya mencari motivasi agar saya bisa lebih semangat untuk menggapai mimpi. Pagi ini tidak sengaja saya membuka halaman catatan saya yang tertulis halaman dan sepenggal kalimat motivasi dari buku Negeri 5 Menara.

Sudah lama saya menyukai dan termotivasi dari buku ini. Tetapi setelah membaca, saya selalu lupa untuk mempraktekkannya. Saya ingin share di blog hari ini agar kelak bisa dibaca lagi jika saya butuh suntikan motivasi.
Negeri 5 Menara, hal. 81 - 82
"Mandirilah maka kamu akan jadi orang merdeka dan maju. I'timad ala nafsi, bergantung pada diri sendiri, jangan dengan orang lain. Cukuplah bantuan Tuhan yang menjadi panutanmu".

Negeri 5 Menara, hal. 106
"Man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi di depan. Karena yang kita tuju bukan sekarang, tapi ada yang lebih besar dan prinsipil, yaitu menjadi manusia yang telah menemukan misinya dalam hidup. Misi yang dimaksud adalah ketika kalian melakukan sesuatu hal positif dengan kualitas sangat tinggi dan di saat yang sama menikmati prosesnya. Bila kalian merasakan sangat baik melakukan suatu hal dengan usaha yang minimum, mungkin itu adalah misi hidup yang diberikan Tuhan. Carilah misi kalian masing masing. Mungkin misi kalian adalah belajar Al-Qur'an, mungkin menjadi orator, mungkin membaca puisi, mungkin menulis, mungkin apa saja. Temukan dan semoga kalian menjadi orang yang berbahagia".

Negeri 5 Menara, hal. 107 - 108
"Ada dua hal yang paling penting dalam mempersiapkan diri untuk sukses, yaitu going the extra miles. Tidak menyerah dengan rata rata. Kalau orang belajar 1 jam, dia akan belajar 5 jam, kalau orang berlari 2 kilo, dia akan berlari 3 kilo. Kalau orang menyerah di detik ke 10, dia tidak akan menyerah sampai detik 20. Selalu berusaha meningkatkan diri lebih baik dari orang biasa. Karena itu, mari budayakan going the extra miles, lebihkan usaha, waktu, upaya, tekad, dan sebagainya dari orang lain. Maka kalian akan sukses. Resep lainnya adalah tidak pernah mengizinkan diri kalian dipengaruhi oleh unsur di luar diri kalian. Oleh siapa pun, apa pun, dan suasana bagaimana pun. Artinya, jangan mau sedih, marah, kecewa, dan takut karena ada faktor luar. Kalianlah yang berkuasa terhadap diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang lain. Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar. Kalian punya pilihan di lapisan diri kalian paling dalam, dan itu tidak ada hubungannya dengan pengaruh luar. Jadi pilihlah suasana hati kalian, dalam situasi paling kacau sekalipun. Karena kalianlah master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya, adalah hati orang sukses".

Negeri 5 Menara, hal 158
"Jangan berharap dunia yang berubah, tapi diri kitalah yang harus berubah. Allah berfirman, Dia tidak akan mengubah sebuah kaum, sampai kaum itu sendirilah yang melakukan perubahan. Kalau kalian mau sesuatu dan ingin menjadi sesuatu, jangan hanya bermimpi dan berdo'a, tapi berbuatlah, berubahlah, lakukan saat ini. Sekarang juga!".

Begitulah beberapa suntikan motivasi dari buku Negeri 5 Menara. Saya sengaja mengcopy paste kalimatnya, agar kalimat motivasi ini tersampaikan untuk pembaca yang belum pernah membaca buku Negeri 5 Menara. Semoga termotivasi dan segera dipraktekkan. Fighting!!


-uciramda-
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...